Aikido adalah Budo. Banyak orang berpikir bahwa Budo adalah jalan (cara) untuk membela diri atau suatu alat yang dapat dipakai untuk membela diri. Pendapat ini tidak salah, namun juga belum sepenuhnya benar. Jika kita berpikir bahwa Budo hanya sebagai alat untuk membela diri, bahkan hewan pun dapat membela diri mereka dengan menggunakan kemampuan fisik dan naluri (insting). Oleh sebab itu, apabila manusia hanya dapat bergantung kepada kemampuan tubuh dan instingnya saja untuk membela diri, maka dimana kah perbedaan antara kita manusia dengan hewan?
Sebenarnya kita dapat melihat dengan jelas perbedaan manusia dengan hewan, yaitu keberadaan hati nurani dan akal, yang hanya dimiliki oleh manusia. Orang Jepang menyebut kedua hal tersebut sebagai “Kokoro”. Dengan “Kokoro”, anda dapat menjadikan jalan peperangan menjadi jalan kedamaian dan keindahan, jalan untuk membunuh menjadi jalan untuk mencintai dan melindungi. Maka Budo bukanlah jalan untuk menghancurkan sesuatu, melainkan jalan untuk mengharmoniskan segala sesuatu di dunia ini.
Bagi O’Sensei “Bu” didalam “Budo” bukan berarti perang melainkan cinta kasih. Maka jelaslah bahwa intisari atau esensi dari ajaran Budo adalah “Kokoro”.
Budo sejati tidak berdasarkan kepada penampilan fisik dan keahlian & kemampuan bela diri, karena segala sesuatu yang berasal dari kedua hal tersebut memiliki keterbatasan yang jelas dan sangat bergantung pada hukum relativitas. Sering kali kita membuat penilaian terhadap orang lain, hanya melalui penampilan fisik atau keahlian secara teknis saja. Sering kali kita mengatakan bahwa ” orang itu kuat atau orang itu lemah, orang itu cepat atau orang itu lambat,dan sebagainya”. Itu semua bukan inti dari Budo yang sebenamya.
Budo sejati berdasarkan kepada “Kokoro” karena “Kokoro” memiliki batasan yang hanya Tuhan yang tahu, Budo bahkan mampu menampung luasnya alam semesta. “Kokoro” juga tidak mengenal hukum relativitas. Tidak ada besar, tidak ada kecil, tidak ada kuat, tidak ada lemah, semua nilai dan ukuran di dunia ini merupakan satu bagian dari alam semesta. Semua membentuk kehannonisan tanpa adanya konflik sedikitpun, sesuai dengan yang diperintahkan oleh Sang Pencipta kepada mereka. Ini bagian dari “Aiki No Kokoro” atau “The Spirit of Aiki”.
Jiwa sejati dari Budo dan Aiki adalah jiwa universal. Setiap orang dengan tidak bergantung pada keadaan fisiknya dapat mencapai “kekuatan” sejati dari Budo. Kekuatan sejati tidak datang dari tubuh melainkan dari hati atau “Kokoro” anda masing-masing. Aikido adalah “Kokoro no Budo” atau “seni beladiri yang muncul dari hati”. Setiap teknik yang anda lakukan haruslah berasal dan datang melalui hati atau “Kokoro”. Tanpa hal ini, maka teknik yang anda lakukan tidak akan “hidup”, karena teknik tersebut tidak memiliki “energi kehidupan” atau “Ki”.
Bagaimanapun efektifnya suatu teknik, jika teknik tersebut tidak datang dari hati dan tidak bersandar pada ketulusan, maka hal ini dapat disebut sebagai “dead technique”. Dapat dikatakan tanpa hati atau “Kokoro”, maka tidak akan ada “Ki”. Tanpa “Ki” maka tidak akan ada “Aiki”, maka tidak akan ada AIKIDO. Oleh karenanya, “Kokoro” harus terdapat pada dasar setiap teknik dan tujuan sejati dari setiap latihan Aikido adalah untuk mendidik hati atau “Kokoro” serta memahami esensi dari Jiwa Aiki atau Aiki No Kokoro.
(Imanul Hakim Sensei)